April 29, 2008

Era Mobil Hidrogen Semakin Nyata

Era hidrogen telah di depan pintu, kehadirannya akan makin nyata. Ini merupakan upaya umat manusia melepaskan diri dari ketergantungan kepada sumber energi fosil, sehingga mengarah kepada pencarian bahan bakar untuk masa depan, yang dapat tersedia sepenuhnya, artinya dapat diperbarui secara berkelanjutan di dalam suatu siklus yang konstan.

Proses ini harus memenuhi kriteria yang ekonomis, kualitatif dan kuantitatif. Kini, para periset dan ilmuwan di seluruh dunia telah menemukan sumber energi yang mampu mencapai kondisi ideal tersebut, yaitu: hidrogen.


Hidrogen jelas sekali berbeda dari sumber energi fosil karena adanya fakta sederhana tapi penting bahwa di dalam proses pemakaian dan regenerasinya, hidrogen ini bisa menempel pada suatu siklus yang bersifat regeneratif dan natural. Di mana saja hidrogen dapat diperoleh kembali melalui regenerasi sumber energi, seperti energi sinar matahari, angin, dan air.

Selain lebih ramah lingkungan, mobil hidrogen ternyata dua kali lebih irit dibanding yang berbahan bakar minyak. Baru-baru ini, Asosiasi Hidrogen Nasional Amerika Serikat memamerkan belasan mobil hidrogen hasil pengembangan produsen otomotif dunia di Washington.


Kendaraan berbahan bakar hidrogen yang diperkenalkan itu terdiri dari bus, sedan, bahkan mobil balap. Di antaranya produksi General Motor (GM) dan DaimlerChrysler. Dua pabrik otomotif raksasa ini berniat membuat mobil-mobil kecil dalam lima tahun ke depan.


Berlomba GM adalah industri otomotif yang paling berambisi mengembangkan kendaraan fuel cell. Tahun ini saja, GM berencana membuat 40 unit yang akan didistribusikan ke Washington, New York, California dan Michigan. Untuk mendukung program ini, GM telah mengalokasikanudana sebesar US$ 44 juta.

Honda, tak mau kalah, sudah ada 17 unit mobil hidrogen yang diserahkan kepada kliennya untuk uji coba. Rencananya Honda membuat 10 unit lagi. Steve Ellis dari Divisi Pengembangan Bahan Bakar Alternatif Honda mengatakan, mobil berbahan bakar hidrogen adalah prestasi besar dalam bidang teknologi otomotif, sekaligus langkah penting untuk menurunkan pemanasan global. Tahun 2015 diperkirakan teknologi ini bisa dinikmati masyarakat luas.


Di Eropa, grup pabrikan otomotif yang getol mengembangan hidrogen adalah BMW. Perusahaan telah membuat konsep BMW CleanEnergy sebagai strategi energinya. Tujuan jangka panjangnya adalah menghindari emisi dan memanfaatkan energi yang diperoleh kembali melalui proses regenerasi.


Di Eropa, , Association of the European Automobile Industry (ACEA) pada Juli 1998 mengeluarkan sebuah komitmen kepada Uni Eropa untuk mengurangi emisi CO2 dari semua mobil baru di Eropa hingga mencapai angka rata-rata 140g CO2/km menjelang tahun 2008.


Angka ini sama dengan reduksi atau pengurangan emisi CO2 sebesar 25 persen (bila dibandingkan angka 1995) dan target konsumsi rata-rata bahan bakar sebanyak hanya 6,0 liter/100 km. Juga sedang dipertimbangkan pengurangan lebih lanjut dari emisi CO2 sebesar 14 persen dari 2008-2012.


Namun demikian, terdapat fakta bahwa target ACEA untuk melampaui 140 g CO2/km tidak dapat dicapai dengan hanya pengembangan teknologi yang terkait dengan teknis kendaraan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar, tetapi juga menuntut pemakaian bahan bakar yang rendah kadar karbonnya atau sama sekali bebas karbon. Dan solusi jangka panjangnya dalam hal ini adalah hidrogen.


Ramah Lingkungan Tergantung pada tipe sistem penggerak yang digunakan, energi yang tersimpan di dalam hidrogen dapat diubah menjadi dua bentuk energi untuk mengemudikan mobil: entah melalui sebuah mesin pembakaran (combustion engine) konvensional yang bekerja untuk mengubah energi ini langsung menjadi daya dorong, atau melalui apa yang disebut sebagai pembakaran “dingin” di dalam sebuah sel bahan bakar (fuel cell) yang menghasilkan energi listrik.

Hidrogen, yang memiliki lambang kimiawi H, merupakan unsur paling umum dan juga paling ringan di alam semesta. Sebagai unsur yang membentuk air dan semua senyawa organik, hidrogen merupakan bagian dari siklus biologis, sehingga betul-betul kompatibel dengan lingkungan.


Hidrogen dapat disimpan dalam bentuk gas atau sebagai cairan kryogenik dan relatif mudah dipindahkan. Sebagai gas yang tidak beracun, tidak berwarna dan tidak berbau, hidrogen bersifat mudah terbakar dan mempunyai kira-kira seperempat nilai kalori bensin cair (dalam hal volume).


Bekerja sama dengan Magna Steyr dalam sebuah joint venture, BMW mengembangkan sebuah sistem tangki yang memungkinkan kendaraan-kendaraan diisi dengan hidrogen cair secara cepat, tanpa ada yang terbuang dan tanpa bahaya apa pun, serta dengan kenyamanan dan efisiensi yang sama dengan pengisian bensin atau solar.


Gas hidrogen di dalam tangki akan berkondensasi menjadi titik-titik air sebelum berubah ke fase cair; dengan demikian tekanan parsial dari gas ini akan berkurang dan akibatnya, sama sekali tidak ada hidrogen yang hilang selama proses pengisian tangki.


Proses pengisian tangki secara manual ini sekali lagi benar-benar sama dengan yang dilakukan pada stasiun pengisian bahan bakar konvensional. Bagaimanapun juga, sistem ini hanya berbeda dalam hal tekanan – dan temperatur yang rendah. Di sini digunakan proof connector untuk menggantikan ujung pompa biasa. Untuk mengisi tangki, pengemudi cukup memasang konektor tadi pada pipa pengisi tangki dan menguncinya pada posisinya untuk memberi jalan bagi hidrogen untuk “mengalir” masuk.


Proses pengisian tangki secara manual ini terus dipelajari dalam proyek demonstrasi berskala besar di Berlin, di mana tangki hidrogen yang pertama di Jerman yang terpadu di dalam sebuah stasiun pengisian bahan bakar untuk umum telah dibuka pada musim gugur 2004.


Dan untuk mengembangkan suatu konektor hidrogen cair yang standar yang cocok untuk dipakai pada mobil-mobil di seluruh dunia sesegera mungkin, BMW Group dan General Motors/Opel telah membuat sebuah konsorsium terbuka pada bulan April 2003 bersama dengan Linde and Walter.


BMW Group adalah pembuat mobil yang pertama di dunia yang mengawali rangkaian pengembangan mobil dengan bahan bakar hidrogen. Profesor Dr. Burkhard Göschel, Board Member BMW AG untuk Pengembangan dan Pembelian, “Kami akan mulai menjual mobil-mobil dengan bahan bakar hidrogen kepada customer untuk produksi BMW Seri 7 sekarang ini.”


BMW telah menguji banyak mesin dan kendaraan dengan hidrogen hidrogen cair ini sejak 1978. Pada tanggal 11 Mei 2000, BMW menjadi pembuat mobil yang pertama di dunia yang mempersembahkan pameran 15 mobil saloon dengan bahan bakar hidrogen, dalam hal ini BMW 750hL. “Kami percaya pada mesin pembakaran, karena kami yakin customer kami akan menuntut kinerja yang dinamis, tingkat kenyamanan yang tinggi, dan jangkauan jelajah yang juga jauh di masa depan,” ujar Profesor Göschel.


Untuk mempromosikan teknologi hidrogen di Jerman secara langsung, BMW Group telah menjalin bekerja sama dengan Aral, BVG, DaimlerChrysler, Ford, GHW, Linde, Opel, dan MAN pada bulan Juni 2002. Kerja sama ini bertujuan membentuk CleanEnergy Partnership atau disingkat CEP.


(SH/gatot irawan/berbagai sumber - Sinar Harapan 2003)



No comments: