May 29, 2008

Kisah Energi Alternatif (2)


Djoko Sutrisno Temukan Ide dari Percikan Air Aki




Yogyakarta - Sejak muda Djoko Sutrisno memang gemar mengutak-atik barang elektronik maupun mesin. Alat untuk menghemat bahan bakar ditemukan Djoko secara tidak sengaja. Ide awalnya dari percikan air aki yang menimbulkan ledakan.

"Sekitar tahun 2005, ketika melihat isi aki dengan korek api, ternyata terjadi ledakan," kata Djoko saat bercerita mengenai teknologi temuannya itu kepada detikcom di rumahnya di Kelurahan Pakuncen, Jl. HOS Cokroaminoto No 76 Yogyakarta, Senin (26/5/2008).

"Mengapa ada ledakan? Padahal air yang diisikan ke dalam aki itu adalah air murni biasa?" tanya Djoko. Pasti ada gas di dalam air aki itu. Kalau gas seperti gas helium balon udara jelas tidak mungkin. Ternyata gas dari air yang bercampur dengan unsur-unsur kimia dalam aki itu. "Yang membuat saya bertanya-tanya terus adalah mengapa bisa terbakar dan meledak," kata dia.

Lama berpikir, akhirnya Djoko menemukan jawaban bahwa yang proses terbakar dan meledak itu karena adanya unsur hidrogen dalam air aki yang terurai karena proses kimiawi. Hal itu terlihat dari percikan air yang mengenai mukanya sehingga menimbulkan rasa gatal-gatal di kulit.

"Itu kuncinya, ternyata gas hidrogen itulah yang bisa membakar. Karena bisa membakar, secara prinsip bisa menjadi bahan bakar," kata dia.

Djoko kemudian teringat saat dia kecil tatkala melihat sebuah rumah terbakar. Ketika petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air, kadang nyala api tidak padam. Namun sebaliknya nyala api justru semakin membesar dan merembet ke tempat lain.

"Ini ternyata air yang dipakai ada unsur hidrogen yang mudah terbakar dan oksigen yang juga dibutuhkan oleh api sehingga jadi besar," kata Djoko yang mudah akrab dengan berbagai orang yang ditemuinya.

Setelah itu, Djoko kemudian mulai berpikir untuk memanfaatkan hidrogen. Unsur hidrogen yang ada dalam air bisa dijadikan bahan bakar. Hidrogen yang merupakan unsur di dalam air ini ketika sudah dipisahkan akan menjadi gas
yang memiliki nilai oktan pada angka 130. "Hidrogen yang ada dalam sebuah tempat tertutup seperti di aki itu bisa dipakai," ujar dia meyakinkan.

Dia pun kemudian merancang sebuah alat yang bisa menampung atau menjebak gas hidrogen yang ada dalam air (H2O). Selanjutnya hidrogen yang sudah dipisahkan ini kemudian dimasukkan ke dalam ruang kompresi sepeda motor. Hasilnya, hidrogen ini akan mampu menjadi bahan bakar yang sangat ramah lingkungan, tanpa emisi dan tanpa jelaga.

"Teknologi ini bisa digunakan di mesin bensin maupun mesin solar. Untuk ukuran air yang digunakan tergantung besar kecilnya kendaraan. Yang jelas tetap pakai elektroda untuk menghasilkan hidrogen," kata dia.

( bgs / asy, www.detik.com )



No comments: